Mengenal 3 Model Bisnis Online Paling Nge-Tren di Tahun 2020

Tahun 2020 dipenuhi dengan hiruk pikuk pandemi Covid-19 yang belum kunjung reda. Banyak pihak yang merasa dirugikan terlebih lagi dalam segi ekonomi dan bisnis tanpa mengetahui model bisnis yang dijalankan.

Secara garis besar, model bisnis akan menentukan bagaimana usaha kamu akan bekerja nantinya, produk/jasa apa saja yang bisa dijalankan, besaran modal yang dibutuhkan, sampai bagaimana usaha kamu bisa mendapatkan keuntungan (BukaLapak).

Para pebisnis harus beradaptasi dengan keadaan demi mempertahankan usaha.

Untungnya di era teknologi seperti ini, pebisnis dapat terbantu dengan kehadiran model bisnis yang semakin kiat digemari pelanggan secara online.

Pada tahun 2018, Indonesia memiliki pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara hingga mencapai 78% dalam layanan pembayaran terkemuka dalam dunia pembayaran dan perdangan online menurut laporan PPRO.

Ini adalah kesempatan bagi pebisnis untuk beralih ke sistem online.

Dikutip dari Kompas, ciri-ciri model bisnis yang berjalan baik, oleh Joan Magretta (2002) diidentifikasi dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dari Peter Drucker, seorang konsultan manajemen, yakni:

  1. Siapa yang akan menjadi pelanggan?
  2. Apa yang pelanggan dapatkan dari produk ini?
  3. Bagaimana menghasilkan uang dalam bisnis ini?
  4. Bagaimana cara agar bisnis dapat memberikan nilai kepada pelanggan dengan biaya yang masuk akal?

3 model bisnis online yang paling berkembang di tahun 2020

Dari Tempo, model bisnis adalah strategi yang dibuat di awal untuk menjalankan sebuah bisnis. Model bisnis akan mengatur hubungan antara bagian produksi, distributor sampai ke tangan pembeli.

Anda harus menentukan model bisnis Anda terlebih dahulu. Berikut adalah 3 model bisnis yang perlu Anda ketahui:

Model C2C (Consumer to Consumer)

Anda pasti pernah mendengar atau bahkan menjadi salah satu pelaku model bisnis C2C.

Model bisnis C2C ini terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu marketplace dan P2P atau classified.

Model bisnis ini fokus secara langsung kepada konsumen, jadi konsumen dapat menjual maupun membeli produk dari konsumen lainnya.

Karena modal untuk C2C cenderung kecil, banyak individu yang menjalankan model bisnis ini sehingga C2C berkembang pesat saat ini.

Model B2C (Business to Consumer)

Model bisnis B2C pun tidak kalah berkembang pesat.

Transaksi B2C ini menyerupai model ritel tradisional dimana bisnis menjual jasa maupun produk kepada konsumen, namun secara digital dan memanfaatkan platform marketplace.

Model bisnis B2C ini banyak ditemukan di Indonesia karena dapat mendongkrak bisnis dan menjangkau konsumen dengan lebih mudah.

Model B2B (Business to Business)

Model bisnis B2B fokus pada penyediaan produk dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Selain itu, B2B kebanyakan berupa perusahaan software, perusahaan supplier maupun distributor, hingga berbagai model bisnis lainnya.

Berbeda dengan C2C maupun B2C, model bisnis B2B belum terlalu populer di Indonesia. Ini dikarenakan kebanyakan pebisnis di Indonesia adalah UMKM yang lebih nyaman menjangkau konsumen secara langsung melalui marketplace.

Namun model bisnis B2B ini jangan diremehkan, karena model ini memberi value (nilai) lebih pada pelaku bisnis dalam meningkatkan peforma penjualan dan mengelola pelanggan tetap.

Salah satu model bisnis B2B yang sedang berkembang di Indonesia adalah LINKZ.

Melalui LINKZ, pelanggan dapat mengecek katalog harga secara eksklusif dan pebisnis dapat mendapatkan pesanan secara mobile.

Kini software LINKZ dapat dioperasikan melalui ponsel dan desktop.

Inilah 3 model bisnis yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Anda untuk menentukan model bisnis pada usaha Anda secara digital.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version